Rabu, 22 Juni 2011

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN “jaringan Ikat”

Oleh :
M.nailul autar
A1C409053
Oleh : 

Kelompok II:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap jatringan ikat dibangun oleh tiga komponen, yaitu: sel, serabut, dan subtansi dasar. Serabut dan substansi dasar merupakan hasil yang dibuat oleh sel jaringan ikat, jumlahnya sangat banyak dan membangun suatu bahan penunjang tubuh. Jaringan ikat berfungsi sebagai pengikat antar jaringan.
Terdapat dua macam jaringan ikat, yaitu : jaringa ikat kendur dan jaringan ikat padat. Pada dasarnya kedua jenis jaringan tersebut mempunyai komponen yang sama. Perbedaannya terdapat pada nisbah sel antar substansi dasar dan serabutnya. Jaringan ikat kendur relative mengandung lebih banyak sel dan mengandung lebih sedikit serabut, sedangkan jaringan ikat padat mengandung sedikit sel dan lebih banyak serabut. Selain itu, serabut-serabut jaringan ikat pada jaringan ikat kendur lebih tipis dibandingkan pada jaringan ikat padat. Substansi dasat pada pada suatu sediaan histology sukar diamati, sebab pada waktu pembuatan sediaan substansi dasar hilang.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum praktikum ini yaitu :
Untuk mempelajari struktur darah manusia beserta bagain-bagiannya secara mikroskopis.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Darah 
Jaringan darah adalah jaringan yang berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
Jaringan darah terdiri atas dua komponen yaitu sel darah dan plasma darah (cairan darah).
Darah terbagi atas:
1. Sel darah : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) (terdiri dari monosit, limfosit, eosinofil, basofil, dan neutrofil), serta keping darah (trombosit).
2. Plasma darah
3. Serabut = benang-benang fibrin
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.

Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atainvertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi yang vital. Terdapat tiga tipe sel darah pada manusia, sel darah merah yang merupakan jumlah sel darah terbanyak, sel darah putih, dan trombosit, yang masing-masing memiliki fungsi dan kadar yang berbeda dalam tubuh. Salah satunya adalah penghitungan jumlah sel darah dimana terdapat standar jumlah sel darah untuk mengindikasikan kondisi tubuh manusia. Standar jumlah sel darah tergantung beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, dan lain-lain. Sehingga, penghitungan jumlah sel darah menjadi salah satu metode untuk mendeteksi jenis penyakit tertentu dengan gejala yang hampir mirip dengan penyakit lainnya. Penghitungan sel darah yang selama ini dilakukan secara manual, beresiko terjadinya kesalahan serta tidak efisiensi waktu Perkembangan pengolahan citra digital, memungkinkan untuk melakukan penghitungan sel darah secara otomatis. Sehingga, didapatkan hasil penghitungan yang lebih akurat dalam waktu yang relatif singkat.
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke Jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil limbah lainnya.

Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap (cbc, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa membantu mendiagnosis suatu penyakit
2.2. Darah manusia
Sampel darah manusia
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
2.3. Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
• albumin
• bahan pembeku darah
• immunoglobin (antibodi)
• hormon
• berbagai jenis protein
• berbagai jenis garam
http://id.wikipedia.org/wiki/Darah


2.4. Sel Darah

Leukosit
Leukosit memiliki bentuk khas, nukleus, sitoplasma dan organel, semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu. Eritrosit bersifat pasif dan melaksanakan fungsinya dalam pembuluh darah, sedangkan leukosit mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan dalam menjalankan fungsinya. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)

Lima bentuk leukosit yang berbeda dibagi dalam dua kelompok, yakni granulosit yang memiliki butir khas dan jelas dalam sitoplasma dan agranulosit yang tidak memiliki butir khas dan jelas dalam sitoplasma. Dari diferensiasi penghitungan leukosit dapat ditentukan persentasi normal dari tiap jenis yang ternyata cukup berbeda (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)

Granulosit
Ada tiga tipe granulosit yang diberi nama berdasarkan sifat reaksinya terhadap zat warna tertentu. Leukosit eosinofil butirnya bersifat asidofil (berwarna merah dengan eosin). Leukosit basofil butirnya bersifat basofil (ungu), dan leukosit neutrofil butirnya tidak bersifat asidofil maupun basofil. Afinitas terhadap zat warna dari butir leukosit neutrofil bervariasi antara hewan satu dengan yang lain. Karenanya sering disebut dengan istilah heterofil, sebagai pengganti neutrofil, yang menyatakan bahwa butirnya tidak bersifat eosinofil maupun basofil. Lazimnya untuk leukosit neutrofil dipakai istilah khusus, yakni leukosit polimorfonuklear (PMN atau polymorphonuclear).

Leukosit Neutrofil berdiameter 10 sampai 12 µm, memiliki butir halus dalam sitoplasma dan inti berglambir. Kromatin inti pekat dan mengelompok. Benang kromatin antarglambir jelas terdapat pada manusia dan ruminansia, kadang-kadang tampak pada anjing. Karena konstriksi inti tidak lengkap atau sempurna, maka sulit menentukan gelambir secara pasti pada leukosit neutrofil pada hewan, kecuali ruminansia. Di antara hewan peliharaan, jumlah gelambir pada leukosit neutrofil domba paling banyak. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)

Netrofil granulosit dari wanita memperlihatkan adanya Dramstick yaitu seperti alat pemukul genderan, tetapi pada lelaki tidak memperlihatkan adanya badan kromatin yang mempunyai bentuk khusus ini. Adanya dramstick diperkirakan karena adanya pemadatan kromosom x yang sedang tidak melakukan kegiatan. (2009, Modul praktikum genetika)

Leukosit tua memiliki gelambir lebih banyak atau jelas dari yang muda. Karenanya bila leukosit neutrofil memiliki inti berbentuk V, U, atau S tanpa konstriksi jelas, dianggap sebagai leukosit muda. Pada kasus penyakit bakteri, lazimnya jumlah leukosit neutrofil dalam darah meningkat dan tampak pula leukosit muda. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)

Pada Manusia betina, leukosit memiliki apendiks jelas pada intinya yang disebut Barr. Kromatin kelamin ini kecil (1,5 µm) bertaut pada gelambir utama melalui benang kromatin dan merupakan ciri khas bagi hewan betina. Badan Barr atau kromatin kelamin ini dipakai untuk menentukan jenis kelamin betina pada hewan yang mengalami kelainan kelenjar endoktrin (endoctrine dysfunction) atau anomali pada kromosom. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)

Istilah 'seks chromatin' terdiri dari dua struktur berbeda secara dangkal: (1) yang Barr tubuh, dan hadir di epithelial sel jaringan lainnya, (2) tongkat pemukul genderang dari polymorphonuclear leucocytes. A drumstick consists of a small nuclear mass, about 1.5 J tongkat pemukul genderang kecil yang terdiri dari nuklir massa, sekitar 1,5 in diameter, which is attached to the body of the nucleus by means of a thin filament 1 (Fig. 1). diameter dalam, yang melekat pada tubuh inti dengan sedikit kawat pijar 1 (Fig. 1). Drumsticks may occur in any of the three types of polymorphonuclear leucocytes, but for practical purposes only those present in neutrophils are considered. Drumsticks dapat terjadi di salah satu dari tiga jenis polymorphonuclear leucocytes, tetapi untuk tujuan praktis hanya hadir di neutrophils dianggap (2009, http://nature.com)

Mekanisme X-inactivation
Inactivation kromosom X yang memerlukan gene pada kromosom disebut XIST. 
• XIST encodes a large molecule of RNA (of a type different from those, eg, mRNA, used in protein synthesis). XIST encode besar dari molekul RNA (dari jenis yang berbeda dari mereka, misalnya, mRNA, digunakan untuk sintesis protein). 
• XIST RNA accumulates along the X chromosome containing the active XIST gene and proceeds to inactivate all (or almost all) of the other hundreds of genes on that chromosome. XIST akumulasi RNA sepanjang kromosom X berisi XIST gene aktif dan melanjutkan ke menonaktipkan semua (atau hampir semua) yang lain dari ratusan gen pada kromosom. 

• XIST RNA does not travel over to any other X chromosome in the nucleus. XIST RNA tidak bepergian ke kromosom X lainnya di inti. 

• Barr bodies are inactive X chromosomes "painted" with XIST RNA. Badan Barr tidak aktif X chromosomes "lukis" dengan XIST RNA. (2009, http://users.rcn.com)

Agranulosit

Dua tipe agranulosit, yaitu limposit dan monosit tidak memiliki butir sitoplasmik spesifik, tetapi sering mengandung butir azurofil yang tidak spesifik. Agranulosit selanjutnya ditandai dengan adanya inti lonjong, bulat dengan lekuk khas. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)

• Limposit. 
Persentase limposit pada darah ferifer tergantung pada spesiesnya. Limposit besar adalah bentuk yang belum dewasa, dan sering disebut prolymphocytes) atau sel “blas” besar.

Limposit menunjukkan ketidaksamaan dalam bentuk maupun fungsinya, karena sifatnya yang plastik dan mampu bergerak serta dapat mengubah bentuk dan ukurannya. Sifat limposit mampu menerobos jaringan atau organ tubuh lunak, karena menyediakan zat kebal untuk pertahanan tubuh. Limfosit kecil berdiameter 6 sampai 9 µm, inti besar dan kuat mengambil zat warna, dikitari sedikit sitoplasma yang berwarna biru pucat. Lazimnya inti memiliki sedikit lekuk pada satu sisi. Pada sediaan ulas, inti begitu gelap sehingga nukleolus tidak tampak. Sitoplasma yang sedikit, mengandung banyak poliribosom dan sedikit mitokondria. Bila butir azurofil ada, lazimnya tampak di daerah lekuk inti.

Limfosit besar, berdiameter 12 sampai 15 µm, memiliki lebih banyak sitoplasma, dan inti lebih besar dan sedikit pucat dibandingkan dengan limposit kecil. Butir azurofil tampak di daerah lekuk ini dn mengujian dengan mikroskop elektron menunjukkan sepasang sentriol yang dikitari oleh apparatus golgi. Limfosit besar memiliki apparatus golgi lebih jelas, nukleolus serta mitokondria lebih besar. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)


• MONOSIT.
Monosit adalah leukosit terbesar yang berdiameter 15 sampai 20 µm dan berjumlah 3 sampai 9% dari seluruh sel darah putih. Terdapat kesulitan dalam identifikasi monosit dengan adanya bentuk transisi antara limposit kecil dan besar, karena terdapat kemiripan satu sama lain. keadaan ini jelas bila mempelajari sediaan ulas darah sapi. (2009, http://puskesmas-oke.blogspot.com/)
http://www.biopedia.co.cc 2010.


















BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Kamis / 2 Desember 2010
Tempat : Laboratorium UP-MIPA Universitas Jambi

3.2 Alat dan Bahan
1. Jarum france
2. Alkohol 70%
3. Objek glasss
4. Cover Glass
5. Mikroskop
6. Tetesan kedua darah
3.4 Prosedur Kerja 
1. Mensterilkan jarum france dengan alcohol 70%
2. Mengambil darah pasien pada jari ke 2 atau 3 dengan jarum france
3. Meneteskan tetesan darah yang kedua keatas objek glass
4. Menyisir Tetesan darah itu dengan coverglass
5. Mengangin-anginkan sample darah tersebut hingga agak kering
6. Mengamati dibawah mikroskop


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil pengamatan percobaan ini yaitu, sebagai berikut:

Gambar sel darah pada manusia


Gambar struktur darah













4.2. Pembahasan
Menurut strukturnya eritrosit terdiri atas membran sel yang merupakan dinding sel. Substansi seperti spons yang disebut stroma dan hemoglobin yang menempati ruang-ruang kosong dari stroma. Analisa kimia membuktikan bahwa dinding eritrosit terdiri terutama dari 2 macam substansi yaitu protein dan lipida. Kombinasi protein dan lipida ini disebut lipo-protein. (Maskoeri, 1989)
1.1 Eritrosit pada manusia
Erirosit pada manusia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti “barbell”jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nukei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses perukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar.
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 mikronmeter dan ketebalan 2 mikronmeter, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 femtoliter. Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. (Maskoeri, 1993) 
Orang dewasa memiliki 2-3 x 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000- 400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia. (Eckert, 1978)
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen.


















BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulana dari pengamatan yang dilakukan yaitu, sebagai berikut:
1. Jaringan darah adalah jaringan yang berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
2. Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke Jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil limbah lainnya.
3. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
4. Darah terbagi atas:
1. Sel darah : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) (terdiri dari monosit, limfosit, eosinofil, basofil, dan neutrofil), serta keping darah (trombosit).
2. Plasma darah
3. Serabut = benang-benang fibrin












DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3A pemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
Anonim. 2010. http:// -4all.blogspot.com/2008/05/ 3 DES 2010
Anonim.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Darah.diakses. 5 desember 2010
Irshadi,Bagas.2010. Jaringan pada vertabrata dan manusia.


















LAMPIRAN 
PERTANYAAN PASCA PRAKTEK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar