Rabu, 22 Juni 2011

KEMBANG TELANG


Kembang Telang ( Citoria ternatea) masuk ke dalam suku Papillionaceae atau sering juga disebut dengan suku Fabaceae ( polong-polongan). Tumbuhan ini sangat mudah dijumpai baik di hutan, perkampungan, maupun tepi sungai.
Ciri-cirinya:
  • bunga berbentuk seperti kupu-kupu terbang
  • daun majemuk
  • buah polong
  • batang bentuk sulur





















Manfaat dari tumbuhan ini adalah sebagai tanaman penutup tanah, makanan ternak dan sebagai pewarna pada makanan. 

DADAP


Dadap (Erythrina indica) termasuk dalam famili papilionaceae. Ciri-ciri tumbuhan ini:
  • pohon, tinggi 15–20 m
  • bagian kulit batang yang masih muda dan halus bergaris-garis vertikal hijau, abu-abu, coklat muda atau keputihan, batang biasanya dengan duri-duru tempel kecil (1–2 mm) yang berwarna hitam
  • Tajuknya serupa payung atau membulat renggang, menggugurkan daun di musim kemarau
















  • daun majemuk beranak daun tiga, hijau hingga hijau muda, poros daun dengan tangkai panjang 10–40 cm. Anak daun bundar telur terbalik, segitiga, hingga bentuk belah ketupat dengan ujung tumpul; anak daun ujung yang terbesar ukurannya, 9-25 × 10-30 cm.
  • bunga tersusun dalam tandan berbentuk kerucut, di samping atau di ujung ranting yang gundul, biasanya muncul tatkala daun berguguran
  • mahkota berwarna merah jingga hingga merah gelap; benderanya 5,5-8 × 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih.
  • buah polong tebal dan berwarna gelap, menyempit di antara biji-biji, 15-20 cm × 1.5-2 cm, berisi 5-10 butir biji berbentuk telur, coklat, merah atau ungu mengkilap.
  • RUMPUT TEKI

    Rumput Teki (Cyperus rotundus) termasuk suku Cyperaceae (teki-tekian). Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
  • Rumput teki merupakan rumput semu menahun, tingginya 10-95 cm
  • Batang rumputnya berbentuk segitiga (truangularis) dan tajam
  • Daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal batang
  • Akar dengan pelepah daunnya tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita bersilang sejajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 3-6 cm.
  • memiliki allelophat yang mampu membunuh tumbuhan lainnya























Tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari, seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan, atau di lahan pertanian, dan tumbuh sebagai gulma yang susah diberantas. 

JAHE MERAH


Jahe merah (Zingiber officinale Roxb. var Rubra) termasuk dalam suku Zingiberaceae (jahe-jahean). Memiliki ciri-ciri berikut ini:
  • tanaman herbal, semusim
  • tegak, tinggi 40-50 cm
  • Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau
  • Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua
  • Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna ungu
  • Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.























Bermanfaat sebagai bahan obat tradisional, jahe merah banyak dipilih karena memberikan rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibanding jenis jahe lain yang tentunya menambah khasiat yang lebih lagi dari jenis jahe yang lain. Karena itulah ia sangat cocok untuk dijadikan bahan dasar farmasi dan jamu. 

KURMA



Kurma (Phoenix dactylifera) termasuk dalam suku Arecaceae (Palma-palmaan). Tumbuhan ini hanya mampu tumbuh di daerah Timur tengah dan Afrika bagian Utara. Kurma memiliki ciri-ciri yang mirip dengan kelapa, yaitu:
  • monokotil
  • roset batang
  • diaceous (berumah dua)
  • daun menyirip, panjang dan bertulang
  • bunga bentuk tandan
  • buah hijau dan setelah tua berubah menjadi merah kecoklatan




ALAMANDA

Alamanda cathartica (alamanda) termasuk dalam suku Apocynaceae. Tumbuhan ini sering kita jumpai menghiasi Kuburan, memang satu suku ini umumnya hidup di tempat pemakaman.
























Ciri-ciri dari tumbuhan ini adalah:
  • Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai +/- 4 m
  • Akar tunggang
  • Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan monopodial, arah cabang terkulai
  • Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 - 15 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, bergetah
  • Bunga majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ketiak daun dan ujung batang, mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) - berwarna kuning, panjang mahkota 8 - 12 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus)
  • Buah kotak (capsula), bulat, panjang +/- 1,5 cm
  • Biji segitiga, berwarna hijau pucat saat muda - setelah tua menjadi hitam Perbanyaan Generatif (biji), Vegetatif (stek)
  • BIWA

    Biwa (Eriobotrya japonica) merupakan buah langka, termasuk ke dalam suku Rosaceae (mawar-mawaran). Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 5 - 10 m. Akar tunggang. Batang berkayu, tumbuh tegak, silindris, padat, warna coklat, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas), arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai, warna saat muda hijau kekuningan - setelah dewasa hijau, panjang 7 - 15 cm, lebar 4 - 7 cm, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal runcing (acutus), tepi bergerigi (serratus), permukaan atas halus (glaber), permukaan bawah kasap (scaber), tidak pernah meluruh Bunga majemuk, bentuk malai (panicula), muncul dari ujung batang (terminalis), bertngakai pendek berbulu, daun mahkota tidak berlekatan (polypetalus) Buah semu, lonjong, panjang 3 - 5 cm, warna saat muda hijau - setelah tua kuning, dengan biji bulat telur, coklat Perbanyaan Generatif (biji) . Rasa buahnya asam.











    Tumbuhan ini sangat jarang kita jumpai, karena memang hidup di dataran tinggi, misalnya pegunungan. Saya pernah melihat tumbuhan ini di daerah Tanah Karo dan Tapanuli Selatan. 

1 komentar: