Rabu, 22 Juni 2011

Percobaan Silus Estrus mencit

Siklus estrus merupakan periode dimulainya estrus pertama hingga estrus berikutnya. Pada hewan seperti tikus, siklus estrusnya terjadi beberapa kali dalam setahun yang dikenal dengan sebutan hewan polyestrus. Dalam percobaan ini, siklus estrus pada tikus putih akan diketahui berdasarkan sekresi dari cairan vaginanya. Mula-mula yang kita lakukan adalah diambil sekresi dari vagina mencit dengan menggunakan Cotton bud dan di oleskan pada kaca preparat. Kemudian cairan dibiarkan mengering pada suhu ruangan, kemudian ditambahkan zat warna methylen blue atau giemsa. Setelah 15 menit, preparat dibilas dengan aquades dan siap diamati di bawah mikroskop.
Hasil dari 3 ekor mencit yang kita gunakan adalah Pada tikus betina yang pertama, cairan vaginanya menunjukkan fase estrus, yang ditandai dengan banyaknya sel epithelium yang terkornifikasi. Terdapat eritrosit dalam jumlah sedang dan sedikit leukosit. Fase estrus merupakan fase di mana hewan betina siap untuk dikawinkan. Pada fase ini, hewan betina memiliki tingkat birahi yang tinggi dan akan menerima hewan jantan untuk mengewininya. Pada fase estrus, hormon FSH mengalami penurunan sementara hormon LH dan estrogen meningkat. Fase estrus dari luar ditandai dengan membengkaknya vulva dan orificum vagina yang membuka.
Pada tikus yang kedua, preparat dari cairan vaginanya menunjukkan fase diestrus yang terlihat dari dominansi leukosit yang banyak. Fase diestrus merupakan periode tidak aktif yang singkat sebelum periode estrus berikutnya. Fase diestrus dialami oleh hewan-hewan yang tergolong polyestrus seperti tikus. Fase diestrus berhubungan dengan regenerasi fungsi korpus luteum. Mukosa pada vagina selama periode estrus tipis dan banyak terdapat leukosit.
Cairan vagina pada tikus ketiga menunjukkan fase metestrus dimana sel-sel epiteliumnya bervariasi. Terdapat epitel yang terkornifikasi, epitel dengan inti yang piknotik dan epitel granula dalam sitoplasma. Pada cairan vagiananya juga banyak ditemukan leukosit. Fase metestrus merupakan fase pasca ovulasi dimana terjadi penurunan hormon estrogen dan peningkatan hormon progesterone serta FSH. Pada fase ini corpus luteum mulai berfungsi. Panjangnya fase metestrus bergantung dari panjang waktu sekresi LTH (Luteo Tropic Hormone) oleh adenohipofisis.
Hal-hal kemungkinan yang dapat terjadi setelah fase metestrus adalah diestrus, kebuntingan, kebuntingan palsu (pseudopregnancy) dan anestrus (untuk hewan monoestrus).
http://www.biopedia.co.cc/2009/09/percobaan-silus-estrus-mencit.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar